Cinta Segitiga ( Ending ) : Suatu harapan dari penulis yang amarahnya sudah disalurkan
Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, yang kami sembah dengan berbagai cara, terimakasih atas berkat yang kau berikan. Jauhkanlah kami dari pencobaan.
Saya memandang bahwa Tuhan itu adalah Allah yang universal. Jadi bukan hanya Allah orang tertentu saja, Allah agama tertentu saja, yang diamini dalam iman. Agama adalah hal yang berupa wadah dari iman tersebut. Menyembah Tuhan dengan berbagai cara mengingatkan kita akan keberagaman cara pandang terhadap Tuhan dan secara simbolik dilambangkan dengan penghormatan yang berbeda-beda yang dikondisikan dengan sejarah suatu bangsa, suku, dll.
Mengucapkan terimakasih dan syukur atas berkat yang kuasa adalah hal yang diharapkan dapat kita lakukan. Bukan berarti juga bahwa kalau kita tidak bersyukur akan mengurangi kebesaran dan kekuatan Tuhan. Tetapi syukur adalah cara yang paling efektif di dunia ini atas rahmat yang begitu melimpah yang hampir aku katakan tidak terbatas.
Jauhkan lah kami dari percobaan mengingatkanku akan harapan dari seorang Bapa yang melindungi anak-Nya. Sebuah gambaran gembala yang baik, seorang Bapa yang penuh cinta. Namun kembali bahwa, kita tidak bisa mengingkari yang namanya pencobaan dalam hidup ini. Kita hanya bisa berharap agar cobaan itu dijauhkan dan bukan berarti tidak sama sekali yang notabene mendewasakan kita sebagai orang yang beriman dan bertakwa di hadapan Tuhan.
Di akhir tulisan ini saya menawarkan sebuah konsep yang bisa menggambarkan hubungan Tuhan dengan manusia. Ternyata, mencari Tuhan itu adalah dengan penuh cinta tanpa ada paksaan dan kesombongan. Mencari Tuhan dan mengalaminya yang mengisi seluruh jagad raya dapat dilakukan bukan hanya melalui permenungan sendiri saja melainkan melalui komunitas kita masing-masing.
Sebuah segitiga sama sisi yang kita kenal dengan setiap sudut kita umpamakan sebagai Allah, manusia, dan sesama kita. Ketika pribadi terus kita pandang sebagai pengisi kehidupan kita. Ketika sisi kita yang dekat dengan Tuhan akan kita dekatkan, maka kita harus mendekatkan diri dengan sesama. Hal itu berbanding lurus ketika kita mendekatkan dengan sesama, kita juga akan dekat dengan Tuhan.
Mencari Tuhan bukan dengan otak saja, tetapi menggunakan komunitas tempat kita berada dimana kita menemukan Tuhan dengan kehangatan kebersamaan, persaudaraan dan solidaritas, dan cinta kasih..